Menurut laporan science. com, bahwa ilmuwan telah menemukan sebuah planet baru yang besar di luar tata surya, namun, bobotnya lebih ringan dari perkiraan semula, dan ini mau tidak mau membuat ilmuwan memeriksa kembali teori pembentukan planet.
Sejak masa pertengahan tahun 90-an abad ke-20, secara berturut-turut para ilmuwan telah menemukan sekitar 200 planet di luar sistem tatasurya. Menurut penuturan astronom dari Smithsonian Astrophysical Observatory Universitas Harvard, bahwa planet terbaru yang ditemukan ini jaraknya sekitar 450 tahun cahaya dari bumi, dan dinamakan HAT-P-1, adalah planet terbesar di luar sistem tata surya yang ditemukan manusia saat ini. Planet-planet di luar sistem tata surya ini tidak dapat diamati secara langsung dengan teleskop, tapi, dapat diselidiki dengan beberapa cara perantaraan.
Saat jarak mereka agak berdekatan dengan bintang tetap dalam galaksi, gravitasinya dapat membuat bintang tetap menghasilkan guncangan yang sangat lemah, dengan demikian guncangan bintang tetap akan dapat diamati dari bumi, dan membuktikan akan eksistensi planet. Selain itu, melalui keterangan cahaya yang terhalang saat bintang tetap melintasi planet, ilmuwan juga bisa membuktikan eksistensi mereka. Planet ini sangat dekat dengan bintang tetap yang berputar mengelilinginya, adalah 1/7 jarak Merkuri ke matahari, karena itu waktu revolusinya (peredaran bumi dan planet lain mengelingi matahari) hanya butuh waktu 4.5 hari.
Yang mengherankan ilmuwan adalah volume planet ini jauh lebih besar satu kali lipat lebih dibanding Jupiter, tapi, bobotnya hanya setengah-nya Jupiter. Menurut teori pembentukan planet saat ini, bahwa benda langit yang demikan besar tapi begitu ringan ini tidak semestinya eksis. Dalam konfrensi persnya, seorang astrofiksikawan mengatakan : “kami telah menemukan satu benda langit baru yang sangat unik, dan benda langit ini benar-benar membingungkan kami.”Ahli dari Badan Antariksa Nasional Amerika menuturkan, bahwa bentuk dan struktur planet sangat besar dan bersuhu tinggi ketika lahir, namun, butuh energi jika hendak menjaga kondisi demikian, karena itu setelah terbentuk bukan saja suhunya akan menurun tapi volumenya juga akan mengecil.
Masalah dalam planet baru ini terletak pada suhu yang dipertahankanya tapi tidak menyusut, ini berarti ia mempunyai sejumlah besar kalor internal yang berkesinambungan sehingga segenap planet tersebut memuai, namun, ilmuwan tidak habis mengerti terhadap sumber-sumber energi ini. Ilmuwan terkait lainnya mengatakan, bahwa mereka akan membandingkan lapisan atmosfer planet ini dengan lapisan atmosfer bumi zaman dulu untuk memastikan apakah planet ini bisa eksis atau tidak. (Sumber Dajiyuan)*
Posting Komentar